Rosela
Rosela, rosella, asam paya, asam kumbang dan asam
susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies
bunga yang berasal dari benua Afrika.
Khasiat rosela antara lain untuk menurunkan asam urat,
Hipertensi,
Diabetes mellitus, memperbaiki metabolisme
tubuh, melangsingkan Tubuh, menghambat sel kanker,
mencegah sariawan
dan panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan,
antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik,
aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi
alkohol.
Tanaman ini
mengandung antosianin,
asam protosatekuat, asam askorbat,
ekstrak saliks glikosida cardiac, flavonoid,
saponin, alkaloid,
sardenoleda, anthocyanins
delphinidin-3-O-sambubioside, cyanidin-3-O-sambubioside, Rosella
kering mengandung flavonoid gossypetin, hibiscetine dan sabdaretine.
Pigmen utama yang sebelumnya dilaporkan sebagai hibiscin telah
diidentifikasi sebagai daphniphylline. Sejumlah kecil myrtillin (delphinidin
3-monoglucoside), Chrysanthenin (cyanidin 3-monoglucoside),
dan delphinidin juga terdapat pada tanaman ini.
Kandungan penting yang terdapat pada kelopak bunga rosela
adalah pigmen antosianin yang merupakan golongan flavonoid yang berperan
sebagai antioksidan (Mardiah, dkk, 2009). Merupakan
kelompok pigmen kemerahan yang bersifat
larut air.
kelopak bunga rosella mengandung antosianin.Antosianin merupakan golongan flavonoid dan pigmen warnanya kemerahan yang bisa digunakan sebagai pewarna alami bahan pangan.
ReplyDeletebagaimanakah ekstraksi kelopak bunga rosella sehingga menghasilkan pewarna alami bahan pangan??
apa saja yang mempengaruhi perubahan warna antosianin??
Ekstraksi Zat Warna Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) Sebagai Alternatif Pewarna Alami Bahan Pangan
DeleteKelopak bunga rosella mengandung zat warna antosianin dengan kadar yang relatif tinggi, sehingga kelopak bunga rosella mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber zat warna alami untuk bahan pangan.
Pada sebuah penelitian yg bertujuan
1) untuk menggali potensi kelopak bunga rosela sebagai sumber zat warna alami,
(2) untuk mengetahui cara ekstraksi zat warna kelopak bunga rosela yang tepat, dan
(3) untuk mengetahui stabilitas zat warna selama penyimpanan pada suhu kamar dan suhu dingin
Parameter pengamatan itu meliputi rendemen, nilai pH, dan intensisitas warna.
Setelah itu di dpat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Rata-rata rendemen ekstrak kelopak bunga rosela berkisar antara 38,93 % – 45,37 %,
(2) Rata-rata nilai pH ekstrak kelopak bunga rosela pada hari ke-0 berkisar antara 4,73 – 4,92,
(3) Rata-rata nilai absorbansi ekstrak kelopak bunga rosela berkisar antara 1,3056 – 3,1087,
(4) Nilai rata-rata konsentrasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosela berkisar antara 109,7166 mg/L - 261,3058 mg/L,
(5) Konsentrasi zat warna antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dipengaruhi oleh interaksi antara jenis asam dan konsentrasi asam bahan pengekstrak,
(6) pH ekstrak kelopak bunga rosela dipengaruhi oleh interaksi antara jenis asam dan konsentrasi asam bahan pengekstrak, tetapi kedua faktor tersebut tidak berpengaruh secara tunggal,
(7) Penyimpanan selama 7 hari pada suhu kamar menyebabkan penurunan konsentrasi antosianin dan kenaikan nilai pH, dan
(8) Penyimpanan selama 7 hari pada suhu dingin menyebabkan kenaikan nilai pH tetapi tidak menyebabkan penurunan konsentrasi antosianin.
bagaimanakah warna antosianin yang spesifik saat penambahan larutan dengan nilai pH dari rendah hingga pH tinggi??
ReplyDeletemenurut artikel yang saya baca.
ReplyDeletePada penelitian pendahuluan dilakukan
menunjukkan filtrat yg diperoleh dari ekstraksi kubis
merah berwarna merah, seperti warna yang dimiliki
oleh pigmen antosianin. Dengan penambahan
larutan yang bersifat basa seperti NaOH, terjadi
perubahan warna menjadi hijau kebiruan. akan
tetapi ketika ekstrak tersebut direaksikan dengan
larutan yang bersifat asam seperti HCl maka larutan
kembali menjadi warna merah.
Terjadinya perubahan warna tersebut
disebabkan perubahan struktur antosianin akibat
pengaruh ion H+ dan OH ̄. Penambahan ion H+
membuat pH semakin turun sehingga larutan
semakin asam, namun sebaliknya penambahan ion
OH ̄ dapat membuat pH menjadi meningkat
sehingga larutan menjadi semakin basa. Pada
kondisi lingkungan yang asam dan konsentrasi [ H+]
yang tinggi, molekul antosianin akan memberikan
ion OH yang kemudian berkombinasi dengan H +
membentuk air, sebagai hidroksil yang hilang, dan
antosianin akan berada dalam bentuk kation flavium
dimana larutannya berwarna merah. Ini sesuai
dengan pendapat Sakidja (1989 dalam Wijaya,
Widjanarko, dan Susanto, 2001) bahwa sifat kimia
antosianin sangat dipengaruhi oleh pH, bila ekstrak
antosianin ditambahkan alkali, pigmennya akan
berubah warna menjadi hijau yang seringkali
berakhir dengan warna kuning, tetapi bila ek strak
antosianin direaksikan dengan senyawa yang
bersifat asam maka ekstrak akan berubah warna
menjadi merah lagi
Antosianin bersifat polar karena adanya gugus fenolik, sehingga antosianin dapat diisolasi dengan air yang sama-sama bersifat polar. Warna larutan antosianin yang adalah merah. Kestabilan warna dari antosinin dipengaruhi olehpH dan pemanasan. Semakin rendah pH intensitas warna dari antosianin akan tinggi dan stabil, sedangkan penurunan pH akan menurunkan intensitas warna.Antosinin yang terstabilkan oleh pH secara tidak lansung akan mengalami kestabilan termal (suhu).
ReplyDeleteEkstraksi Pewarna Merah Cair dari Bunga Rosella
ReplyDeleteKelopak bunga rosella dipilih, kemudian dilakukan pengecilan ukuran dengan cara diblender agar terekstrak sempurna. Kelopak bunga rosella kering ditambah air dengan rasio 1:3; 1:5; dan 1:7 (b/v). Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi selama 15 menit pada suhu 40C, 50C, dan 60C menggunakan waterbath shaker. Air seduhan disaring dengan kertas saring agar terpisah antara ampas dan filtratnya. Filtrat yang diperoleh ditambah dengan gelatin sebanyak 15% (b/v) yang berfungsi sebagai pengental menggunakan hot plate agar tidak menggumpal. Ekstrak bunga rosella cair yang dihasilkan kemudian dianalisis. Perlakuan terbaik dari ekstrak antosianin tersebut diaplikasikan pada produk pangan.
Yang mempengaruhi perubahan warna antosianin
jumlah pigmen, letak, kopigmentasi, jumlah gugus hidroksi dan metoksi (Markakis, 1982). Antosianin akan berubah warna seiring dengan perubahan nilai pH. Pada pH tinggi antosianin cenderung bewarna biru atau tidak berwarna, kemudian cenderung bewarna merah pada pH rendah (Deman, 1997).
bagaimanakah reaksi yang terjadi sehingga terjadi perubahan warna?
ReplyDeletesenyawa/ logam apakah yang mempengaruhi warna antosianin tersebut?